Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
Ukraina dan Suriah, dua negara yang telah diserang dengan metode Revolusi Warna dan Perang Non-Konvensional (Perang Hibrida) yang dilancarkan Amerika Serikat.
Gambar menjelaskan secara singkat tentang Hybrid Wars ini, entah para pembaca paham atau tidak. Entahlah ..
Gambar menjelaskan secara singkat tentang Hybrid Wars ini, entah para pembaca paham atau tidak. Entahlah ..
Berdasarkan judul, Perang Hibrida yang mengancam Indonesia, apakah benar? Saya pribadi dan beberapa teman pengamat lainnya mengakui bahwa Indonesia juga dijadikan target.
Kenapa Indonesia dijadikan target? Untuk menjawab ini kita tidak bisa hanya melihat fenomena nasional, tapi kita harus melihat kondisi internasional. Kita harus seperti elang yang terbang lebih tinggi lagi jika ingin melihat dunia yang lebih luas, sebab di dunia globalisasi ini, semuanya saling terkait.
Suriah dan Ukraina menjadi target. Begitu pula Indonesia, dan negara lain. Apakah Suriah dan Ukraina sama pentingnya dengan Indonesia dan negara lain sampai-sampai dijadikan target? Tentu saja tidak! Tidak!
Suriah dan Ukraina jika dibandingkan negara lain, punya nilai lebih dibandingkan negara lain yang juga ditargetkan. Tergantung kondisi geopolitik dan kepentingannya.
Dalam pandangan para pelajar Akhir Zaman, dunia saat ini hanya terbagi dua, Penindasan versus Anti-Penindasan. Itu saja. Zalim versus Anti-Zalim, Fasik versus Anti-Fasik, Fasad versus Anti-Fasad. Tak memandang agama, suku, budaya, warna kulit, keturunan bangsawan, dan sebagainya. Ini prinsip pentingnya.
Nah, mari kita ke topik. Apa benar Indonesia jadi target? Yaa benar. Paling tidak itu lah pendapat saya. Namun akan saya jelaskan Apa, Mengapa, Di mana, Bagaimana itu bisa terjadi.
Biarkan saya jelaskan sedikit peristiwa beberapa dekade lalu. Sebelum terjadinya Perang Dunia 1, seorang Bapak Geopolitik asal Inggris yang bernama Mackinder menemukan konsep geopolitik cemerlang. Ketika Mackinder mengajukan konsepnya ke para elit Inggris, tak ada satu pun elit dan pemerintah Inggris yang membantah konsepnya. Mereka semua setuju dengan konsep Mackinder tersebut. Apa itu konsepnya?
Sebelum saya jelaskan, para pembaca harus PAHAM, saya tekankan harus PAHAM Geografi, paling tidak hafal peta dunia, kalau ingin memahami Geopolitik. Ingat petanya jangan yang bumi datar yaaa 😂
Konsep geopolitik Mackinder tercantum dalam diktum geopolitiknya yang dipaparkan di hadapan para elit dan pemerintah Inggris. Bunyinya:
“Siapa yang menguasai Eropa Timur akan menguasai Heartland; Siapa yang menguasai Heartland akan menguasai Pulau Dunia (Eurasia); Siapa yang menguasai Pulau Dunia akan menguasai Dunia.”
Di mana itu Heartland?
Ternyata, Heartland adalah sebuah Wilayah yang mencakup beberapa negara dari Eropa Timur-Asia Tengah, namun negara utama dalam Heartland adalah Rusia. Yaa, Rusia adalah target utama dalam geopolitik Heartland.
Jadi, pahamkan kenapa Kekaisaran Rusia dilemahkan selama PD1 melalui Revolusi Bolshevik?
Jadi, pahamkan kenapa Uni Soviet malah diserang oleh Jerman NAZI?
Jadi, pahamkan kenapa Winston Churchill menciptakan kata "Iron Curtain" yang disematkan untuk Uni Soviet?
Jadi, pahamkan kenapa Amerika Serikat selalu membenci Uni Soviet selama Perang Dingin 1?
Jadi, pahamkan kenapa Amerika Serikat tetap membenci negara Federasi Rusia meskipun Komunisme di Rusia sudah membusuk?
Jadi, pahamkan kenapa Rusia selalu mengganggu agenda Amerika dalam menguasai dunia?
Ketika Perang Dunia 2 belum berakhir, Amerika Serikat sudah menyusun rencana untuk menghancurkan 20 kota Uni Soviet dengan senjata nuklir, termasuk kota Moskow. Betapa kuatnya ambisi Amerika dalam menguasai dunia. Arogan bukan main.
Namun, rencana itu tercium oleh Uni Soviet. Dengan segera, Uni Soviet langsung melakukan uji coba nuklir pertama RDS-1 di wilayah Kazakhstan. Uji coba itu untuk memberikan sebuah pesan kepada Amerika, mungkin bunyi pesan politiknya seperti ini, "tolong hentikan rencana konyol kalian, jangan macam-macam!!".
Eng ing eng. Maka dimulai lah yang namanya Perang Dingin. Hmmmm ...
Perang Dingin terjadi. Amerika meletakkan senjata nuklirnya di Turki dan negara Eropa lainnya. Dan Uni Soviet membalasnya dengan meletakkan rudal nuklir di Kuba. Tapi lucunya, Amerika berkoar-koar kalau Soviet cari masalah dengan Washington. Wait ... What? Hmmm
Banyak peristiwa yang terjadi selama Perang Dingin.
Ketika Uni Soviet runtuh tahun 1991 dan dibentuk negara Federasi Rusia, Perang Dingin berakhir. Rusia langsung dipreteli (bahasa anak bengkel 😂) atau diobok-obok oleh Amerika melalui IMF. Yaa, ekonomi Rusia bobrok. Banyak Oligarki yang muncul di Rusia. Mereka adalah "orang tak beralas kaki yang membangun gedung-gedung yang tinggi" di Rusia. Mereka yang dulunya tak punya apa-apa, yang dulunya hanya pegawai KGB, yang dulunya bekas anggota partai komunis, tiba-tiba mendadak kaya raya karena dapat bantuan dana dari AS untuk membuka perusahaan migas, pertambangan, dll, atau membeli saham perusahaan negara (privatisasi). Tentu saja dipermudah oleh pemerintah yang pro-AS, yang saat itu presidennya adalah Boris Yeltsin. Yahudi Liberal.
Setelah Soviet runtuh, ambisi Amerika Serikat dalam menguasai dunia makin beringas, makin menjadi-jadi di muka bumi ini. Salah satunya adalah perang Afganistan, Sudan, invasi Irak, dll. Itu lah bukti ambisi setan Washington, Full Spectrum Dominance.
Yeltsin mulai sakit-sakitan, dan digantikan oleh seorang mantan KGB yang bernama Vladimir Putin.
Ketika Putin jadi presiden Rusia, Putin mulai melawan segala bentuk penindasan yang dilakukan Washington terhadap Moskow.
Mulai dari perbaikan ekonomi sampai memberikan Ultimatum kepada para Oligarki. Putin memberikan ultimatum kepada para Oligarki, kira2 mungkin begini:
Putin: "Baiklah, kalian sudah kuat sejak dapat dukungan Barat. Tapi sekarang saya lah Presidennya, bukan Yeltsin lagi. Yeltsin sudah almarhum. Sekarang saya beri kalian dua pilihan. Pertama, kalian masih boleh menguasai beberapa saham di perusahaan negara asalkan kalian tidak menguntungkan asing, tapi menguntungkan negara dengan tidak menggunakan Dolar AS. Kedua, jika kalian tidak mau, kalian segera angkat kaki dari negara ini dengan keadaan telanjang bulat sambil tangan kanan pegang kuping kiri, tangan kiri pegang kuping kanan." 😂😂😂😂
Beberapa Oligarki (Mafia Rusia) setuju. Tapi beberapa ada yang tidak setuju, termasuk pemilik Klub Chelsea Roman Abrahamovic, dan lagi adalah Mikhail Khodorkovski, Oligarki yang PALING kuat dan Yahudi Rusia. Khodorkovski malah membuat Putin makin marah dengan membeli suara (menyogok) di Duma Rusia demi mengalahkan Putin di pemilu mendatang. Putin tahu dan langsung menangkap Khodorkovski dan rekannya atas tuduhan penggelapan pajak. Khodorkovski dipenjara selama 10 tahun.
Amerika makin panik. Amerika langsung menerapkan pendekatan militer modern dengan melancarkan Revolusi Warna di Serbia, Georgia, Ukraina dan negara-negara yang berbatasan dengan Rusia. Jika AS berhasil membuat negara-negara itu jadi antek-AS, maka AS hanya tinggal meletakkan senjata militernya, termasuk nuklir, di negara tersebut.
Namun tidak semuanya berhasil, karena banyak serangan catur geopolitik Washington yang dimentahkan oleh Putin. Skak mat!
Moskow, Washington, London, Brussels, dll. Kota Pemerintahan negara-negara Dunia. Tapi ke mana Madinah? Ke mana peran umat Islam?
Madinah sudah redup, sedangkan Yerusalem makin bercahaya. Umat Islam bagaikan buih di lautan. 😞😟😖😢😭😭😭😭😭
Nah, apa hubungannya dengan Indonesia?
Indonesia adalah negara yang sangat dekat dengan Tiongkok dan strategis di Asia Tenggara. Sedangkan Tiongkok adalah sekutu paling dekat Federasi Rusia.
Bahkan Rusia dan Tiongkok itu bagaikan sahabat yang saling melengkapi satu sama lain. Rusia yang ahli di bidang intelijen, pintar-pintar, militer, catur geopolitik, sejarah, prinsip moral yang kuat dll. Sedangkan Tiongkok ahli dalam berdagang (ekonomi) dan masih memegang teguh budaya Cina meski sistem politiknya berideologi komunis. Tiongkok menerapkan sistem politik komunis karena mereka tau kalau orang Cina itu sering pecah belah sejak zaman dinasti antah berantah. Jadi Komunisme itu hanya sebagai pemersatu (rekonsiliasi) bagi mereka. Buktinya, ideologi ekonomi mereka saja berbentuk kapitalis, makanya ekonomi mereka meningkat drastis. Udah kompak, kaya lagi. Beuuuhhh ..
Jadi Rusia-Tiongkok saling melengkapi. Tiongkok kaya raya. Uang itu sangat perlu untuk membiayai segala pondasi kekuatan lainnya. Jadi, ekonomi itu sangat penting!!
Makin meningkat ekonominya, makin meningkat pula kekuatan politiknya, makin meningkat pula kekuatan militer intelijen dan diplomasinya.
Jadi, ekonomi itu sangat penting!!
Moskow-Beijing sangat mesra dalam menggagalkan agenda Full Spectrum Dominance Washington. Mulai dari membangun BRICS, mengajukan konsep Multipolar World ke PBB, kerja sama ekonomi, kerja sama militer, saling bagi tugas meningkatkan kualitas negara lain (negara berkembang), saling membantu negara lain yang hendak lepas dari kendali Amerika, contohnya Pakistan, Indonesia, dll. Apalagi Rusia-Tiongkok merupakan 2 dari 5 anggota permanen DK PBB, selain Inggris, Perancis dan AS.
Setelah runtuhnya Uni Soviet, Amerika jadi leluasa menyebarkan konsep demokrasi ke seluruh dunia, terutama ke negara bekas Komunisme. Dengan meningkatnya demokrasi di dunia, maka makin meningkat pula jumlah Non-State Actors baik skala International mau pun Nasional.
Apa itu Non-State Actors? Non-State Actors adalah pihak baik individu maupun kelompok yang bukan bagian dari pemerintahan suatu negara yang memiliki pengaruh politik, ekonomi dll terhadap negara tertentu atau negara sendiri. Karena itulah muncul banyak organisasi, ormas-ormas, muncul banyak partai, muncul OKB (Orang Kaya Baru) yang ikut berpolitik, dll. Hal itu karena demokrasi.
Karena itu lah makin banyak perpecahan yang terjadi, baik yang kaum nasional, kaum liberal, kaum kapitalis, kaum konservatif, FPI, HTI, partai ini, partai itu, Green Peace, organisasi HAM, dll. Itu karena demokrasi, "hak untuk mengutarakan pendapat" yang punya pengaruh politik. Jadi, seorang pemimpin negara demokrasi tidak punya kekuatan politik yang kuat, sebab kekuatan itu sudah terbagi ke sana-sini. Tak peduli presidennya dari kalangan militer sekali pun. Get it?
Nah, Indonesia jadi target karena pemerintah saat ini memiliki kedekatan yang cukup kuat dengan Rusia-Tiongkok. Bahkan pemerintah saat ini ikut serta dalam proyek One Belt One Road.
Indonesia tidak bisa memilih untuk netral, apalagi bermain dua kaki. Tidak bisa. Karena saat ini adalah era globalisasi.
Awal pemerintahan Jokowi, saya terkejut ketika Jokowi berkunjung ke Washington dan menyatakan bahwa Indonesia bersedia ikut TPP. Waah, bagi saya ini adalah BENCANA. Mengapa?
Tahun 2008, ketika terjadi krisis global, Uni Eropa dan AS memulai negosiasi pembentukan TTIP atau Kerjasama Perdagangan dan Investasi Transatlantik tahun 2013. Laporan resmi tentang negosiasi tersebut menyatakan bahwa AS dan Uni Eropa sepakat untuk memperjuangkan perlindungan tingkat tinggi Kekayaan Intelektual. Maksudnya perusahaan asing bisa melindungi diri dari Pajak, bisa melindungi hak paten, atau yang parahnya ketika perusahaan asing yang mencemari lingkungan, perusahaan asing tersebut tidak bisa dituntut, bahkan jika pemerintah menuntut, maka pemerintah akan dituntut balik dan perusahaan asing bisa menang berdasarkan kesepakatan TTIP tersebut.
TTIP menjadi momok menakutkan bagi masyarakat Uni Eropa, karena perjanjian ini dapat mengancam nasib mereka. Hal yang paling kontroversial lagi dari perjanjian tersebut adalah ISDS, yakni Investor-State Dispute Settlement (Penyelesaian Sengketa Inverstor-Negara). Kemungkinan ISDS sendiri mampu memberikan hak kepada perusahaan Amerika untuk menuntut pemerintah negara-negara Uni Eropa di pengadilan internasional apabila hukum negara-negara Uni Eropa yang berkaitan dengan bidang, seperti kesehatan masyarakat, lingkungan atau perlindungan sosial, menghalangi kegiatan komersial mereka. Biadab bukan? Inilah liberalisasi, globalisasi, kapitalisme!
Lucunya, wakil-wakil di parlemen negara Eropa tidak diikut-sertakan dalam membahas perjanjian perdagangan ini, dengan kata lain dilakukan di balik pintu tertutup. Ini berarti bahwa privasi negara-negara Uni Eropa akan terancam oleh perusahaan-perusahaan AS. Lucu kan? Ha ha ha ha haaaaaah
Di saat bersamaan, pada bulan Oktober 2015, sebuah perjanjian ditanda-tangani oleh 12 negara Pasifik (Australia, Brunei, Kanada, Chili, Jepang, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Peru, Singapura, Amerika Serikat dan Vietnam), yang membentuk Kerjasama Trans-Pasifik (TPP).
Keduanya, yakni TTIP dan TPP menjadi momok yang sangat menakutkan karena keduanya diketahui sebagai produk agenda neoliberal dalam skala seluruh dunia yang dapat menimbulkan ancaman serius bagi pekerjaan, pelayanan publik dan lingkungan di negara-negara yang terlibat.
Menurut pemerintahan AS, TPP dipertimbangkan menjadi pendamping bagi TTIP. Namun, TPP bahkan bersifat lebih rahasia daripada TTIP. Perjanjian tersebut berawal dari negosiasi selama tujuh tahun, yakni Perjanjian Kerjasama Ekonomi Strategis Trans-Pasifik (TPSEP atau P4) yang ditanda-tangani oleh Brunei, Chili, Selandia Baru, dan Singapura pada tahun 2006.
The Trans-Pacific Partnership (TPP), serta TTIP, juga melibatkan ISDS, di mana mendorong hak-hak dan kemampuan perusahaan internasional ke tingkat yang sangat tinggi. Jangankan pemerintah bisa memberi sanksi kepada mereka karena memproduksi barang-barang yang berbahaya, malahan pemerintah “akan harus membayar kepada produsen untuk tidak membunuh warga negara mereka”. Maksudnya bayar ganti rugi (pencemaran nama baik perusahaan, dll) setelah kalah di pengadilan internasional.
"Kita bayar ke Amerika supaya Amerika tidak membunuh rakyat kita."
Hmmm, masih mau meniru pemikiran Barat? Masih mengagumi modernisasi pemikiran Barat, hah?
- Belajar kepada mereka untuk mencari kelemahan mereka yaa sah-sah saja.
- Belajar kepada mereka tanpa meninggalkan nilai-nilai yang diajarkan Islam, sah-sah saja.
- Belajar kepada mereka dengan modal pensucian jiwa (Tazkiyah), atau dengan kata lain terlebih dahulu melakukan pensucian jiwa sebelum belajar dengan mereka, sah-sah saja. Bahkan lebih bagus lagi.
Asal tau saha, Barat itu punya pemikiran bagus yaa karena Islam juga. Karena mereka merampas ilmu pengetahuan yang kita (Umat Islam) kembangkan di Baghdad, negeri 1001 malam. Mereka rampas ilmu kita dari perpustakaan. 😠😠😠😠
Singkatnya, TPP dan TTIP bisa dilihat sebagai bagian dari agenda perdagangan bebas neoliberal yang lebih besar hingga mengancam demokrasi dan hak asasi manusia. Hal yang serupa juga terjadi pada Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA), tapi kali ini masalahnya lebih serius, karena ruang lingkup perjanjian yang lebih besar dan lebih ambisius. Kerjasama ini dipelopori oleh Amerika Serikat, yang mana di masa lalu dipandang sebagai promotor transparansi dan publisitas, namun kali ini, telah memasuki suasana kerahasiaan dan privasi. Inti dari TTIP dan TPP adalah fakta bahwa banyak yang dilakukan untuk mendorong kepentingan perusahaan, sementara para pekerja dan serikat buruh telah dibiarkan dalam kegelapan.
Oleh karena itu, Amerika Serikat berusaha untuk menjadi lebih besar daripada kompetitornya, yakni Tiongkok. TPP akan menimbulkan penyempitan keuntungan ekspor Tiongkok karena perusahaan-perusahaan akan lebih cenderung untuk berinvestasi di negara-negara anggota TPP.
Lalu bagaimana cara Rusia-Tiongkok, SEKALI LAGI, menggagalkan agenda ekonomi AS tersebut?
Yakni dengan BRICS dan Mega Proyek One Belt One Road (tahun 2013) yang win-win solution. Membangun kerja sama multilateral yang SALING (win-win) menguntungkan, bukan menguntungkan satu pihak saja.
Ternyata, kunjungan Jokowi ke Washington itu hanya lah formalitas belaka. Jauh sebelum itu, Deep State dalam pemerintahan Jokowi sudah menandatangani kerja sama dengan Tiongkok. Makanya kebijakan ekonomi Jokowi adalah POROS MARITIM DUNIA.
Banyak pelabuhan yang dibangun. Banyak jalan tol yang dibangun. Banyak jalur kereta yang dibangun. Apa pun dibangun demi memajukan ekonomi. Ingat, "ekonomi sangat penting" bagi suatu negara untuk melawan penindasan.
Proyek kerja sama OBOR itu, TENTU SAJA, dengan bantuan dana dari Tiongkok. Indonesia dapat dana dari mana lagi? Dari Amerika? Yaa mana mau Amerika, ada-ada saja.
Terus dari mana? Minta duit turun dari langit? Ngelawak yaa?
Yaa dapat dana dari Tiongkok. Namun pinjam dana dengan Tiongkok berbeda dengan pinjam dana ke IMF atau Bank Dunia
Ingat, Tiongkok menawarkan skema win-win solutions.
Nusantara.news, Jakarta – Pada awalnya semangat program Tol Laut Presiden Jokowi seperti bersinergi dengan program One Belt One Road (OBOR) dari Presiden Xi Jinping. Pada awalnya China semangat akan menginvestasikan dananya hingga US$50 miliar untuk Indonesia. Mengapa eksekusinya baru US$9 miliar? mengapa proyek investasi China ke Indonesia dalam skema OBOR mandeg? Spekulasi berkembang adanya tarik menarik kepentingan antara China--Amerika.
Nah, selama ini Indonesia minjam dana ke IMF dan WB, apakah Indonesia menjadi lebih baik? Yang ada leher Indonesia terbelenggu dengan rantai dikte Amerika.
Apakah ketika IMF memberi pinjaman, IMF membolehkan Indonesia bangun Pelabuhan Besar? Apakah IMF membolehkan Indonesia membangun jalur kereta antar-provinsi di luar pulau Jawa? Haaah? Masih kagum sama Barat, hah?
Jalan tol, jalur kereta, pelabuhan, dll. Infrastruktur ini sangat berguna untuk meningkatkan ekonomi, karena meningkatkan kecepatan suply barang, karena itu lah dapat menurunkan risiko inflasi. Bahkan Allah SWT sudah menjelaskan dalam Surah Az Zukruf, yang artinya "Perhiasan", maksudnya EKONOMI!
Allah SWT berfirman:
الَّذِيْ جَعَلَ لَـكُمُ الْاَرْضَ مَهْدًا وَّ جَعَلَ لَكُمْ فِيْهَا سُبُلًا لَّعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ
allazii ja'ala lakumul-ardho mahdaw wa ja'ala lakum fiihaa subulal la'allakum tahtaduun
"yang menjadikan bumi sebagai tempat menetap bagimu dan Dia menjadikan jalan-jalan (jalan tol, jalur kereta api, jalur kabel internet) di atas bumi untukmu agar kamu mendapat petunjuk."
(QS. Az-Zukhruf 43: Ayat 10)
وَالَّذِيْ نَزَّلَ مِنَ السَّمَآءِ مَآءًۢ بِقَدَرٍ ۚ فَاَنْشَرْنَا بِهٖ بَلْدَةً مَّيْتًا ۚ كَذٰلِكَ تُخْرَجُوْنَ
wallazii nazzala minas-samaaa`i maaa`am biqodar, fa ansyarnaa bihii baldatam maitaa, kazaalika tukhrojuun
"Dan yang menurunkan air dari langit menurut ukuran (yang diperlukan), lalu dengan air itu Kami hidupkan negeri yang mati (tandus). Seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari kubur)."
(QS. Az-Zukhruf 43: Ayat 11)
وَالَّذِيْ خَلَقَ الْاَزْوَاجَ كُلَّهَا وَجَعَلَ لَكُمْ مِّنَ الْفُلْكِ وَالْاَنْعَامِ مَا تَرْكَبُوْنَ
wallazii kholaqol-azwaaja kullahaa wa ja'ala lakum minal-fulki wal-an'aami maa tarkabuun
"Dan yang menciptakan semua berpasang-pasangan dan menjadikan kapal (kapal kontainer) untukmu dan hewan ternak (kereta cepat, pesawat, dll) yang kamu tunggangi,"
(QS. Az-Zukhruf 43: Ayat 12)
لِتَسْتَوٗا عَلٰى ظُهُوْرِهٖ ثُمَّ تَذْكُرُوْا نِعْمَةَ رَبِّكُمْ اِذَا اسْتَوَيْتُمْ عَلَيْهِ وَتَقُوْلُوْا سُبْحٰنَ الَّذِيْ سَخَّرَ لَنَا هٰذَا وَمَا كُنَّا لَهٗ مُقْرِنِيْنَ
litastawuu 'alaa zhuhuurihii summa tazkuruu ni'mata robbikum izastawaitum 'alaihi wa taquuluu sub-haanallazii sakhkhoro lanaa haazaa wa maa kunnaa lahuu muqriniin
"agar kamu duduk di atas punggungnya kemudian kamu ingat nikmat Tuhanmu apabila kamu telah duduk di atasnya; dan agar kamu mengucapkan, Maha Suci (Allah) yang telah menundukkan semua ini bagi kami, padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya,"
(QS. Az-Zukhruf 43: Ayat 13)
لِتَسْتَوٗا عَلٰى ظُهُوْرِهٖ ثُمَّ تَذْكُرُوْا نِعْمَةَ رَبِّكُمْ اِذَا اسْتَوَيْتُمْ عَلَيْهِ وَتَقُوْلُوْا سُبْحٰنَ الَّذِيْ سَخَّرَ لَنَا هٰذَا وَمَا كُنَّا لَهٗ مُقْرِنِيْنَ
litastawuu 'alaa zhuhuurihii summa tazkuruu ni'mata robbikum izastawaitum 'alaihi wa taquuluu sub-haanallazii sakhkhoro lanaa haazaa wa maa kunnaa lahuu muqriniin
"agar kamu duduk di atas punggungnya kemudian kamu ingat nikmat Tuhanmu apabila kamu telah duduk di atasnya; dan agar kamu mengucapkan, Maha Suci (Allah) yang telah menundukkan semua ini bagi kami, padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya,"
(QS. Az-Zukhruf 43: Ayat 13)
وَاِنَّاۤ اِلٰى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُوْنَ
wa innaaa ilaa robbinaa lamungqolibuun
"dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami."
(QS. Az-Zukhruf 43: Ayat 14)
Sadaqallahulazim. Maha Benar Allah dengan Segala Firman-Nya
Maka bersyukurlah wahai Xi Jin Ping, Jokowi, Megawati, Luhut B. Panjaitan, Surya Paloh, dan elit-elit dunia lainnya. Itu semua, mega proyek ini semua adalah nikmat Allah SWT. Maka, nikmat Tuhanmu manakah yang kamu dustakan?
Karena Indonesia condong ke Rusia-Tiongkok, maka Amerika harus berusaha mengganti rezimnya dengan orang-orang yang bisa ditipu habis-habisan hanya dengan apel washington, pizza hut, burger, roti canai, dll.
Yang terlihat seperti air, namun kenyataannya adalah api.
Dan Obama langsung mengeluarkan kebijakan Asia Pivot. Yakni, Amerika tidak hanya fokus terhadap Rusia dan Timur Tengah, tapi juga harus fokus terhadap Asia.
Amerika akan menggantikan rezim-rezim di Asia dengan rezim boneka unyu-unyu yang pro-Washington melalui metode yang sama, metode Perang Hibrida.
Teknis perang Hibrida yang mengancam Indonesia tidak bisa saya jelaskan secara detail. Nanti saya bisa diculik tante-tante pake Nissan Terrano hitam. Siapa yang mau tanggung jawab? 😂😂😂
Dibubarkannya HTI, kaburnya R ke Arab, terpilihnya M sbg Cawapres Jokowi, dibongkarnya jaringan Saracen dan MCA Indo, digantinya kepala BIN, digantinya kepala BAIS TNI, ditangkapnya beberapa elit dgn tuduhan Korupsi, munculnya fenomena orang gila bunuh Kyai, dibakarnya wihara budha di Medan, banyaknya aksi damai (non-violence movement) berjilid-jilid, dan peristiwa lainnya yang tidak bisa saya sebutkan karena LUPA, hahahaha
Itu semua menandakan bahwa Indonesia masih jadi target Perang Hibrida: Revolusi Warna dan Perang Non-Konvensional.
Sebagai penutup...
Dan katakanlah, "Semoga Rabb-ku akan memberiku petunjuk kepadaku agar aku yang lebih dekat (kebenarannya) daripada ini".
Nabi Yusuf Alaihis Salam, Nabi yang gantengnya 11/12 dengan saya, berdo'a: "(Wahai Tuhan) Pencipta langit dan bumi, Engkaulah pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan muslim dan gabungkanlah aku dengan orang yang saleh."
Sumber :
Andrew Korybko author of the monograph “Hybrid Wars: The Indirect Adaptive Approach To Regime Change” (2015)
Rio Esvaldo, F
Tidak ada komentar:
Posting Komentar