Jumat, 13 April 2012

Kentang Hitam (Jawa) (Coleus tuberosus)

Wilayah yang sekarang dikenal sebagai Asia Tenggara merupakan pusat keragaman berbagai jenis tanaman (Ave, 1977). Hal ini dikarenakan wilayah  Asia Tenggara subur dan mendukung pertumbuhan berbagai tumbuh-tumbuhan. Suburnya tanah di Asia Tenggara menjadikan Masyarakat yang tinggal sebagian besar menggantungkan kehidupannya pada sektor agraris. Indonesia  merupakan Negara dengan wilayah dan jumlah penduduk tebesar di Asia Tenggara. Dimana masyarakat Indonesia sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Sektor Pertanian yang menjadi tempat bergantung  hajat hidup orang banyak memainkan peran kunci bagi Pemerintah Indonesia untuk membangun Negara yang sejahtera, kuat dalam Bidang Ekonomi, Ketahanan Pangan dan Kesehatan. Perhatian pemerintah terhadap sektor pertanian di Indonesia melalui berbagai kebijakannya, harus diakui telah mampu mengembangkan pertanian di Indonesia semakin maju dan modern. Hal ini dibuktikan dengan berhasilnya Indonesia menjadi Negara Swasembada Beras untuk beberapa kali. Swasembada beras dapat diartikan bahwa suatu daerah telah mampu mencukupi kebutuhan akan beras didaerahnya dengan tidak bergantung atau melakukan pembelian dari luar. Prestasi Indonesia menjadi Negara Swasembada beras memang perlu mendapat apresiasi, namun pertanian tidak hanya terkait dengan beras saja. Memang jika kita menyebut istilah“Petani” masyarakat Indonesia sebagian besar akan memiliki gambaran tentang suatu pekerjaan mengolah lahan untuk ditanami Padi yang akan menjadi beras. Pertanian adalah suatu bidang atau sektor yang kompleks yang mencakup berbagai hal seperti Teknologi, Ilmu Pengetahuan, Politik, Ekonomi, Sosial Masyarakat dan Budaya. Pertanian di Indonesia secara luas dan menyeluruh harus kita akui masih sedikit tertinggal jika dibandingkan dengan negara-negara dikawasan Asia. Seperti Negara Thailand, Jepang, India, Cina dan Malaysia, sektor pertanian Indonesia masih kalah  terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Ketertinggalan Pertanian Indonesia dari negara lain harus disikapi secara arif dimana kita harus berusaha mengejar ketertinggalan itu serta mengembangkan potensi khas Pertanian Indonesia. Kekayaan ragam tumbuhan di Indonesia adalah potensi luar biasa bagi pertanian di Indonesia untuk dipelajari, dikembangkan dan dikelola secara professional. Pertanian tidak hanya melulu tentang padi, adanya perhatian dari pemerintah dan masyarakat terhadap ragam jenis tanaman di Indonesia akan membuka cakrawala pengetahuan dan gairah baru dalam menguatkan sektor Pertanian di Indonesia. Bila Sektor Pertanian kuat yaitu yang dapat diindikasikan dengan ketahanan pangan yang mantap akan berimbas positif pada faktor lain seperti faktor kesehatan dan faktor ekonomi. Hal ini karena ketahanan pangan adalah masalah pokok yang meyangkut kebutuhan primer manusia yaitu kebutuhan akan makan. Bila kebutuhan akan makanan terpenuhi kebutuhan lain yang berkaitan dengan masalah sosial akan lebih dominan untuk dicapai dan ini akan meningkatkan kwalitas masyarakat secara keseluruhan.
Dengan tanah yang subur, keanekaragaman spesies yang tinggi, sangat ironi jika saat ini Indonesia dikatakan masih memiliki masalah dalam ketahanan pangan. Ketahanan pangan secara luas dapat diartikan sebagai kemampuan untuk memenuhi kecukupan pangan masyarakat dari waktu kewaktu. Terwujudnya sistem ketahanan pangan akan tercermin antara lain dari ketersediaan pangan dalam jumlah yang cukup dan harga yang terjangkau oleh daya beli masyarakat. Dalam kondisi saat ini, lemahnya sistem ketahanan pangan dapat diketahui dari munculnya berbagai masalah  sehubungan dengan terbatasnya ketersediaan bahan pangan yang disertai dengan lemahnya daya beli masyarakat. Fakta dilapangan pada beberapa tahun terakhir Indonesia sedang menghadapi berbagai masalah yang berat, antara lain masalah kecukupan pangan bagi 250 juta lebih penduduk, masalah ketersediaan air bagi masyarakat dan pertanian, peningkatan pencemaran udara, penurunan produksi oksigen, peningkatan produk gas rumah kaca, dan sebagainya. Jika dilakukan penaataan dengan baik, pertanian dan perkebunan di Indonesia dapat diandalkan untuk mengatasi berbagai permasalahan tersebut. Masalah kekurangan pangan masih merupakan masalah utama, meskipun usaha-usaha untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional telah banyak dilakukan. Kekurangan pangan masih diperberat dengan kenyataan bahwa bahan pangan masih didominasi oleh gandum dan beras. Gandum dan beras terlanjur dianggap sebagai bahan pangan utama, dan devisa Negara yang dikeluarkan untuk mengimpor kedua jenis bahan pangan tersebut sangat besar.
Dua aspek yang perlu mendapat perhatian adalah banyaknya lahan yang tidak dimanfaatkan (iddle) dan budaya konsumsi beras dan gandum yang terlanjur menjadi ukuran prestice bagi sebagian kalangan penduduk. Oleh karena itu, pembangunan di bidang pangan diarahkan pada peningkatan swasembada pangan: yaitu tidak selalu beroientasi pada beras, namun juga jenis-jenis komoditas strategis lainnya, misalnya umbi-umbian, sebagai bahan pangan utama. Sehingga perlu dilakukan usaha peningkatan produksi pangan inkonvensional yang lebih luas dengan memanfatkan areal hutan dan lahan lahan yang tidak  atau kurang mampu ditanami padi dengan tanaman pangan lain.Sumber karbohidrat lain seperti ketela dan umbi-umbian dianggap sebagai jenis pangan yang kurang bernilai sehingga kurang dikembangkan, bahkan mulai menghilang atau menghilang sama sekali.
Tidak banyak masyarakat yang menyadari bahwa di bawah hutan ternyata tersimpan mutiara pangan yang sangat melimpah, baik berupa umbi-umbian maupun kacang kacangan yang mempunyai nilai gizi tinggi. Masih banyak tanaman pangan yang berlimpah di bawah keteduhan hutan Indonesia sebagai pengganti gandum dan beras, dengan nilai yang sepadan dan berpotensi sangat besar sebagai sumber makanan pokok kita. Salah satu sumber karbohidrat potensial adalh kentang hitam, kentang hitam merupakan tanaman yang dapat ditanam di tempat terbuka dan biasanya ditanam dengan tanaman lain menggunakan system tumpang sari yang mampu menciptakan peluang bagi masyarakat  petani untuk meningkatkan pendapatan serta meningkatkan kekuatan agribisnis yang rill di negeri ini. Kentang hitam alias kentang ireng (Coleus tuberosus), biasa pula disebut kentang jawa atau kentang klci. Di Jawa Barat, kentang ini dikenal sebagai huwi kentang> Sebutan lain gemili (Jawa), kemili (Aceh), gombili (Banjar), kembili jawa(Madura), dan sabrang (Bali).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar