Wilayah
yang sekarang dikenal sebagai Asia Tenggara merupakan pusat keragaman berbagai
jenis tanaman (Ave, 1977). Hal ini dikarenakan wilayah Asia Tenggara subur dan mendukung pertumbuhan
berbagai tumbuh-tumbuhan. Suburnya tanah di Asia Tenggara menjadikan Masyarakat
yang tinggal sebagian besar menggantungkan kehidupannya pada sektor agraris. Indonesia merupakan Negara dengan wilayah dan jumlah
penduduk tebesar di Asia Tenggara. Dimana masyarakat Indonesia sebagian besar
penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Sektor Pertanian yang menjadi
tempat bergantung hajat hidup orang
banyak memainkan peran kunci bagi Pemerintah Indonesia untuk membangun Negara
yang sejahtera, kuat dalam Bidang Ekonomi, Ketahanan Pangan dan Kesehatan. Perhatian
pemerintah terhadap sektor pertanian di Indonesia melalui berbagai
kebijakannya, harus diakui telah mampu mengembangkan pertanian di Indonesia
semakin maju dan modern. Hal ini dibuktikan dengan berhasilnya Indonesia
menjadi Negara Swasembada Beras untuk beberapa kali. Swasembada beras dapat
diartikan bahwa suatu daerah telah mampu mencukupi kebutuhan akan beras
didaerahnya dengan tidak bergantung atau melakukan pembelian dari luar. Prestasi
Indonesia menjadi Negara Swasembada beras memang perlu mendapat apresiasi,
namun pertanian tidak hanya terkait dengan beras saja. Memang jika kita
menyebut istilah“Petani” masyarakat Indonesia sebagian besar akan memiliki
gambaran tentang suatu pekerjaan mengolah lahan untuk ditanami Padi yang akan menjadi
beras. Pertanian adalah suatu bidang atau sektor yang kompleks yang mencakup
berbagai hal seperti Teknologi, Ilmu Pengetahuan, Politik, Ekonomi, Sosial
Masyarakat dan Budaya. Pertanian di Indonesia secara luas dan menyeluruh harus
kita akui masih sedikit tertinggal jika dibandingkan dengan negara-negara
dikawasan Asia. Seperti Negara Thailand, Jepang, India, Cina dan Malaysia,
sektor pertanian Indonesia masih kalah terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi. Ketertinggalan Pertanian Indonesia dari negara lain harus disikapi
secara arif dimana kita harus berusaha mengejar ketertinggalan itu serta
mengembangkan potensi khas Pertanian Indonesia. Kekayaan ragam tumbuhan di
Indonesia adalah potensi luar biasa bagi pertanian di Indonesia untuk dipelajari,
dikembangkan dan dikelola secara professional. Pertanian tidak hanya melulu
tentang padi, adanya perhatian dari pemerintah dan masyarakat terhadap ragam
jenis tanaman di Indonesia akan membuka cakrawala pengetahuan dan gairah baru
dalam menguatkan sektor Pertanian di Indonesia. Bila Sektor Pertanian kuat yaitu
yang dapat diindikasikan dengan ketahanan pangan yang mantap akan berimbas
positif pada faktor lain seperti faktor kesehatan dan faktor ekonomi. Hal ini
karena ketahanan pangan adalah masalah pokok yang meyangkut kebutuhan primer
manusia yaitu kebutuhan akan makan. Bila kebutuhan akan makanan terpenuhi kebutuhan
lain yang berkaitan dengan masalah sosial akan lebih dominan untuk dicapai dan
ini akan meningkatkan kwalitas masyarakat secara keseluruhan.
Dengan
tanah yang subur, keanekaragaman spesies yang tinggi, sangat ironi jika saat
ini Indonesia dikatakan masih memiliki masalah dalam ketahanan pangan.
Ketahanan pangan secara luas dapat diartikan sebagai kemampuan untuk memenuhi
kecukupan pangan masyarakat dari waktu kewaktu. Terwujudnya sistem ketahanan
pangan akan tercermin antara lain dari ketersediaan pangan dalam jumlah yang
cukup dan harga yang terjangkau oleh daya beli masyarakat. Dalam kondisi saat
ini, lemahnya sistem ketahanan pangan dapat diketahui dari munculnya berbagai
masalah sehubungan dengan terbatasnya
ketersediaan bahan pangan yang disertai dengan lemahnya daya beli masyarakat.
Fakta dilapangan pada beberapa tahun terakhir Indonesia sedang menghadapi
berbagai masalah yang berat, antara lain masalah kecukupan pangan bagi 250 juta
lebih penduduk, masalah ketersediaan air bagi masyarakat dan pertanian,
peningkatan pencemaran udara, penurunan produksi oksigen, peningkatan produk
gas rumah kaca, dan sebagainya. Jika dilakukan penaataan dengan baik, pertanian
dan perkebunan di Indonesia dapat diandalkan untuk mengatasi berbagai
permasalahan tersebut. Masalah kekurangan pangan masih merupakan masalah utama,
meskipun usaha-usaha untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional telah banyak
dilakukan. Kekurangan pangan masih diperberat dengan kenyataan bahwa bahan
pangan masih didominasi oleh gandum dan beras. Gandum dan beras terlanjur
dianggap sebagai bahan pangan utama, dan devisa Negara yang dikeluarkan untuk
mengimpor kedua jenis bahan pangan tersebut sangat besar.
Dua
aspek yang perlu mendapat perhatian adalah banyaknya lahan yang tidak
dimanfaatkan (iddle) dan budaya konsumsi beras dan gandum yang terlanjur
menjadi ukuran prestice bagi sebagian
kalangan penduduk. Oleh karena itu, pembangunan di bidang pangan diarahkan pada
peningkatan swasembada pangan: yaitu tidak selalu beroientasi pada beras, namun
juga jenis-jenis komoditas strategis lainnya, misalnya umbi-umbian, sebagai
bahan pangan utama. Sehingga perlu dilakukan usaha peningkatan produksi pangan
inkonvensional yang lebih luas dengan memanfatkan areal hutan dan lahan lahan
yang tidak atau kurang mampu ditanami
padi dengan tanaman pangan lain.Sumber karbohidrat lain seperti ketela dan
umbi-umbian dianggap sebagai jenis pangan yang kurang bernilai sehingga kurang
dikembangkan, bahkan mulai menghilang atau menghilang sama sekali.
Tidak
banyak masyarakat yang menyadari bahwa di bawah hutan ternyata tersimpan
mutiara pangan yang sangat melimpah, baik berupa umbi-umbian maupun kacang kacangan
yang mempunyai nilai gizi tinggi. Masih banyak tanaman pangan yang berlimpah di
bawah keteduhan hutan Indonesia sebagai pengganti gandum dan beras, dengan
nilai yang sepadan dan berpotensi sangat besar sebagai sumber makanan pokok
kita. Salah satu sumber karbohidrat potensial adalh kentang hitam, kentang
hitam merupakan tanaman yang dapat ditanam di tempat terbuka dan biasanya
ditanam dengan tanaman lain menggunakan system tumpang sari yang mampu
menciptakan peluang bagi masyarakat
petani untuk meningkatkan pendapatan serta meningkatkan kekuatan
agribisnis yang rill di negeri ini. Kentang hitam alias kentang ireng (Coleus
tuberosus), biasa pula disebut kentang jawa atau kentang klci. Di Jawa Barat,
kentang ini dikenal sebagai huwi kentang> Sebutan lain gemili (Jawa), kemili
(Aceh), gombili (Banjar), kembili jawa(Madura), dan sabrang (Bali).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar