Selasa, 29 September 2015

SEKULARISME Penyebab Rusaknya Peradaban

QUR'AN dan Sekularisme

Sabtu, 26 Ramadhan 1429

Imran Nazar HoseinAlih bahasa oleh Angkoso Nugroho (Side Show)

Siapa yang menentukan benar atau salah? Masyarakat? Agama? Pemerintah? Atau anda sendiri (individu)? Sekarang ini kita melihat perubahan di masyarakat, dari prinsip benar atau salah ke sebuah pilihan belaka, keputusan dan resiko, oleh karena menjadi sebuah subjek pandangan pribadi, dengan tidak memperdulikan konsekuensi keseluruhan. Tidak lagi “manusia penilai segala sesuatu”, tetapi saya penilai segala sesuatu.. Kita perlu memperhatikan perubahan ini secara seksama, karena penilaian ini memiliki banyak dampak, yang salah satunya adalah akar masalah kriminalitas. Oleh karena salah satu cara untuk menyelasaikannya adalah untuk membalik pandangan perubahan yang tersebut diatas.

Sekularisme dan Dampaknya.
Melihat budaya modern di dunia saat ini adalah philosopi dari sekularisme, yang memiliki tujuan, dari banyak tujuan lainnya, melepaskan kehidupan dunia dari agama, terutama dari pemahaman kafah. Sekularisme berdasar pada keimanan tentatif (dapat berubah-ubah), suatu evolusi dimana kesadaran, kemauan, dan manusia dan seluruh ciptaan segajat, yang terjadi tanpa Tuhan, tanpa alasan, benar-benar tidak ada logikanya, sebuah materi yang tidak ada sama sekali, karena kebetulan belaka. Pada keyakinan palsu ini,  manusia adalah kumpulan kegiatan mekanis sementara, dalam tatanan alam semesta tanpa sebab yang hanya kebetulan belaka.
Mari kita lihat implikasi dari keyakinan palsu ini;
  • Tidak ada Tuhan.
  • Tidak dimensi spiritual dari manusia.
  • Manusia tidak memiliki tujuan hidup.
  • Hidup adalah apa mau mu, dan akhir dari semua, kematian adalah akhir eksistensi manusia.
  • Tidak ada nilai moral yang objektif, nilai bersifat relatif, dan berubah sesuai dengan keinginan bersama atau individu.
SIAPA SAYA?
 Kebudayaan modern yang dominan dengan kuat mengkokohkan implikasi sekularisme tersebut melalui musik, literatur, olah raga, film, TV, dan melalui kehidupan glamor yang menjadi tujuan akhir. Sehingga kini pertanyaannya, jadi apakah saya? Bertrand Russell pada bukunya “Mysticism and Logic”, menggambarkan manusia sebagai, “Free Man’s Worship” atau agama manusia merdeka yaitu; manusia adalah produk dari sebab-sebab yang tidak memiliki rencana dan tujuan akhir yang hendak dicapai, bahwa asal manusia, tumbuh kembangnya, harapan dan rasa takutnya, cintanya dan kepercayaannya hanyalah hasil dari kumpulan-kumpulan atom yang terjadi secara kebetulan. Bahwasanya tidak ada semangat, tidak ada kegigihan, tidak ada curahan pikiran dan perasaan yang dapat melestarikan kehidupan seorang manusia setelah liang lahat, semua kecemerlangan kejeniusan manusia, dimana hasil kerja milyaran tahun, ditakdirkan untuk punah, dalam kematian alam semesta yang tak berbatas, dan semua pancapaian manusia harus dikubur di bawah reruntuhan peradapan . . . . “

Maka disinilah saya --- hidup, namun tidak memiliki tujuan hidup, --- hidup, namun ditakdirkan berhenti saat mati, --- hidup tanpa kepastian eksistensi setelah mati, --- hidup, dengan apa yang benar dan apa yang salah sayalah yang menentukan apapun pendapat manusia sejagat, --- hidup di dunia yang bermusuhan, yang tidak memperdulikan saya, yang memaksa saya untuk menjadi yang terbaik, dari keburukan ini, dengan menggunakan kelicikan saya to untum mendapatkan kesenangan fisik maksimal buat saya, --- hidup, namun dengan nilai-nilai yang saya tentukan.
Pada kebudayaan modern yang berbasis sekularisme, manusia percaya bahwa hidup tak memiliki tujuan, bahwa tidak ada kelanjutan eksistensi setelah mati, maka jika ia dapat mengelak apapun di dunia ini, maka dia pun bebas. Namun mengelak bukanlah masalah besar, karena dia percaya dia ditakdirkan untuk punah --- jika tidak hari ini maka besok. Jika dia tidak bisa mengelak dari kegiatan yang memberinya kesenangan dan kenikmatan, dimana dianggap sebagai nista oleh masyarakat – ini bukan merupakan masalah besar baginya, betapa buruk, hina dan nista baginya. Lalu kenapa? Bukankah semua akan berakhir? Cepat atau lambat.

 SAYA BUAHNYA
Ketika otak saya sudah dicuci oleh budaya modern sehingga menjadikan saya, dan hanya saya yang memiliki kuasa menentukan yang benar untuk saya dan saya telah memutuskan bahwa apapun yang memberikan saya kepuasan itu “benar”, lalu mengapa masyarakat tidak terima jika saya telah memilih kehidupan kriminalitas, kekerasan, atau menjadi waria? Saya hanyalah buah dari pohon, dimana benihnya ditanam oleh budaya modern di tanah yang subur, dimana tumbuh kembangnya diperhatikan dan dirawat dengan baik. Dan tragisnya, ketika masyarakat berlanjut untuk menghina buah jelak seperti saya, mereka tetap saja menyiapkan benih yang sama, lahan yang sama, dan tetap melanjutkan untuk menanam dan memelihara pohon yang sama, melalui gaya hidup glamor dan media entertaintment.

SARAN & SOLUSI
Jika masyarakat serius dengan keadaan ini, dan ingin menyelesaikan masalah ini, dan berhenti untuk memetik buah yang jelek seperti yang tersebut diatas. Maka salah satu penyebab buah jelek itu adalah kebudayaan modern yang berdasar kepada sekularisme. Obatnya adalah bahwa kepercayaan palsu ini harus dihapuskan, dan mulai untuk melihat kebenaran akan kehidupan manusia di dunia ini. Memang sangat mudah dikatakan ketimbang dikerjakan marilah kita memulai mengatakan kebenaran sebelum semuanya menjadi bubur.

QUR’AN,  SABDA TUHAN TERAKHIR
Tuhan Esa Yang Nyata, Maha Mengetahui, Maha Mencintai, Maha Bijaksana, mengirimkan panduan kepada manusia di dunia ini melalui perantara manusia yang terpilih – Para Nabi as. Ke sebagian mereka dia mengatakan sabdanya. Kitab Suci Qur’an, Sabda terkhir Tuhan, dan hanya Qur’an satu-satunya Tuhan telah memberi jaminan untuk memelihara dan menjaga keasliannya (dalam dua cara, yaitu tulisan dan hafalan oleh milyaran hambanya dari generasi ke generasi).
Kepercayaan yang benar, di dalam Qur’an, diantaranya;
  1. Alam semesta diciptakan oleh yang Maha Berdaulat, Maha tak Terbatas, Allah SWT, dengan tujuan yang sangat serius, dan tidak karena kebetulan.
  2. Kehidupan di dunia, walau naik turun, hanyalah bagian terkecil dari seluruh kehidupan manusia, sebagai tempat persiapan untuk kehidupan di akhirat yang tidak bisa dihindari.
  3. Kematian, bukanlah akhir ari kehidupan, hanyalah sebuah gerbang untuk tingkatan selanjutnya, dimana semua manusia di harapkan dapat melaluinya.
  4. Kehidupan dunia memiliki tujuan, kesempatan bagi manusia untuk memenuhi tujuan manusia diciptakan, manifestasi di semua aspek kehidupan manusia, adalah hubungan manusia dengan Penciptanya, antara hamba dan Tuhan. Oleh karena itu hanyalah P A N D U A N   T U H A N, yang menjadi patokan, bukan pendapat, angan-angan apalagi fantasi pribadi.
  5. Pencipta yang Maha Mencintai, Allah SWT, memasukkan dalam setiap manusia, jati dirinya, haqq dan fitrahnya, dan memandu manusia kepada cara hidup yang harmonis dengan alam yang diciptakanNya. Oleh karena itu ketika manusia mengikuti panduan Allah SWT, dia sangat harmonis dengan dirinya, alamnya, dan ketika dia tidak mengikuti panduanNya, dia berkonflik dengan DIRINYA, dan alamnya.
  6. Manusia memiliki 5 dimensi, fisik, rasio atau intelektual, estetikal, moral, dan spiritual. Panduan Allah SWT meliputi cara hidup yang seimbang dan harmonis antara kelima dimensi tersebut, tanpa satupun ditinggalkan.
  7. Ada hari pembalasan, dimana semua manusia dihidupkan kembali dihadapan Allah SWT, untuk mempertanggung jawabkan akuntabilitasnya di dunia. Sehingga, jika ada manusia yang dapat mengelak di dunia ini, mereka tidak dapat mengelak Majelis Sidang Allah SWT, dimana semua hal yang tak terlihat di dunia, tidak akan tak terlihat lagi.
  8. Setiap manusia memiliki periode waktu di dunia, lamanya tidak diketahui oleh masing-masing manusia. Ketika waktu itu habis, manusia dipindahkan ke tingkatan kehidupan berikutnya.
Manusia yang lapar tidak bisa dipuaskan hanya dengan memandangi makanan di depannya. Demikian halnya terhadap seorang mukmin (beriman), tidak dapat menjadi IHSAN hanya dengan membaca Al Qur’an.

----------
//Apa itu Islam? Apa itu Iman? Apa itu Ihsan? Islam bukan hanya sekedar agama, dan cara hidup. Ketiga pertanyaan itu penting, karena ditanyakan Allah SWT melalui Jibril yang menampakkan dirinya didepan Muhammad SAW, sahabat dan semua orang. Ketiga haji terakhir selesai, ketika tujuan seluruh hidupnya selesai, Jibril menanyakan arti hidupnya Muhammad dengan ketiga pertanyaan itu. Pertanyaan yang penting bagi Muhammad SAW dan juga kamu Muslim, Mukmin, ....
al-Hujeraat verse 14

Kehidupan dunia memiliki tujuan, kesempatan bagi manusia untuk memenuhi tujuan manusia diciptakan, manifestasi di semua aspek kehidupan manusia, adalah hubungan manusia dengan Penciptanya, antara hamba dan Tuhan. Oleh karena itu hanyalah PANDUAN TU HAN, yang menjadi patokan, bukan pendapat, angan-angan apalagi fantasi pribadi.

Arti terdekat Islam adalah Ad Diin, yaitu, kepatuhan, ketaatan, pelayanan dan penegakkan Hukum Allah, SWT, dan Kedaulatan Allah, SWT, di bumi. Sedangkan agama adalah suatu kata yang diadakan, oleh orang2 yang menorehkan darah dibumi (Al-Baqarah) sebuah sistem, yang terdiri dari kebiasaan, aturan2, norma2, dan yang paling utama adalah keyakinan, yang bertujuan untuk melepaskan Hukum Allah, SWT, dari seluruh aspek dan spektrum kehidupan manusia. Selamat datang di akhir jaman, selamat datang di Disneyland...

Di Disneyland manusia percaya Tuhan, namun alam bawah sadarnya tidak, karena apa yang dikerjakannya, tidak lain adalah menentang dan mendustakan (kufr) ayat-ayat Allah, SWT. Dengan demikian, manusia telah menduakan dan menyekutukan (shirk) Allah SWT.
Di Disneyland (bumi akhir jaman), manusia punya mata namun tak bisa melihat, punya telinga namun tidak bisa mendengar, punya hati namun tak bisa merasa. Seperti ternak, Tidak, lebih buruk dari ternak. Mereka taat hukum, pekerja keras, pembayar pajak, takut Tuhan, dan dijamin seperti tikus---akan mengejar keju didepannya. Muslim telah dekat untuk menjadi seperti Bani Israel, kufr, dan shirk..

"Kami beriman (Mukmin)!" Katakan pada mereka ( Muhammad)," tentunya kalian tidak beriman (munafikun), katakanlah bahwa kalian telah masuk Islam (Muslim), karena tentunya iman belum ada di dalam dada (Hati=mata internal-Dajjal bermata satu/mata eksternal) kalian!"

Bukankah hidup hanya kenikmatan akan ilusi? Ilusi ini yang dibuat menjadi seakan-akan nyata. Melalui, TV, film, literatur, komik, olahraga, seni, musik, makanan, semua panca indera dieksploitasi agar manusia ingin hidup selamanya di bumi. Muhammad, SAW, "Islam akan dihancurkan di akhir jaman!" Sahabat, "Memang Ummah sedikit saat itu?" Muhammad, SAW,"Tidak, kalian banyak sekali, hanya saja kalian kena penyakit hubud dunia, yaitu mencintai dunia dan takut kematian!" Mau jujur? Semua yang saya sebutkan itu dibawa dan dipaksakan oleh Peradapan Barat Modern. Siapa mereka? Yahudi dan Nasrani. Al Fatiha, "Tunjukkanlah kami jalan yang lurus, jalan orang2 yang Kau berkati (beriman), bukan jalan orang2 yang Kau murkai (Siapa yang dimurkai Allah di Qur'an? Yahudi), dan bukan jalan orang2 yang sesat (Nasrani tentunya). Ini bukan sekedar agama, namun seluruh spektrum kehidupan manusia, karena yang dimaksud jalan disitu adalah panduan hidup. Banyak muslim yang berusaha membuat Islam orang yang tidak Islam menjadi Islam, namun dirinya sendiri, seluruh spektrum hidupnya mencontoh dan menjadi seperti Yahudi dan Nasrani. Makanan Yahudi, Film Yahudi, Musik Yahudi, olahraga Yahudi, Pakaian Yahudi, dll. Sedangkan semua itu didapat dengan bekerja dan uangnya yang mencetak Yahudi (seluruh uang yang beredar di Indonesia berasal dari IMF), dengan kata lain, kita diperbudak mereka untuk mendapatkan hubud dunia yang sebenarnya ilusi. Korbannya, ya saudara kita sendiri, karena uang didapat dengan hutang maka diturunkan ke rakyat sebagai hutang, setelah turun kebawah uang itu kembali lagi keatas sebagai pembayaran hutang dan pajak, yang ga kebagian rebutannya, kemiskinan, kelaparan dan mati. Ya, menukar akhirat dengan dunia. secara tidak langsung kita menyengsarakan yang lain bahkan membunuhnya dengan kecemerlangan otak kita mencari uang.

Melihat lirik lagu ColdPlay viva la vida, ya memang benar begitu. lagu itu merayakan pergantian periode di akhir jaman, dari Maluka (Raja-raja) ke thogut (penindasan Dajjal-sekularisme yang diusung demokrasi). Periode Maluka dimulai setelah kekalifahan para sahabat berakhir, dan dilanjutkan dengan kekalifahan raja2, dinasti usmaniyah, abasiyah dll. Pada saat kekalifahan yang dipimpin dinasti2 ini hingga yang terakhir runtuhnya rezim demokrasi-presiden yang masa jabatannya lebih dari 10 tahun/sama aja sebagai raja. Maka penutupan era raja2 adalah yang terjadi di timur tengah (revolusi) saat ini, sedangkan di Indonesia pada saat rezim orba turun-era raja2 dan digantikan rezim reformasi-era thogut di tahun 98. Monarki Inggris tidak masuk hitungan, karena sebagai markas dajjal, monarki inggris tidak pegang kuasa! tidak memerintah, yang memerintah itu PMnya. Periode waktu setelah Muhammad, SAW adalah sbb; kenabian>kalifah>maluka (raja-raja)>thogut(penindasan dajjal)>kalifah oleh Isa,as, dan Mahdi, as.
Jawabannya ada di Surah Al Kahf, dan Surah ini berhubungan dengan Surah Bani Israel (Al Isra) dan Surah Al Anbiya.
. Dalam membaca Qur'an, karena Qur'an tidak berdimensi waktu, maka harus diketahui, siapa itu siapa dalam Qur'an. Contoh, kota dalam Qur'an, artinya sekarang itu negara, karena dulu, negara terdiri 1 kota, disebut sebagai negara kota (city state). Sehingga Qur'an memiliki arti yang faktual dan aktual, faktual=jaman dulu memang kota, negara kota. faktual, jaman sekarang arti kota itu adalah negara. atau bisa disebut seperti ini, arti implisit dan eksplisit. eksplisit arti yang terdeskripsi, implisit, yang terselubung, hanya bisa dilihat dengan pengetahuan eksternal dan waktu. Maksudnya waktu, terkunci waktu, hanya bisa terlihat jika ada peristiwa tertentu dalam sejarah perjalanan manusia setelah Qur'an diturunkan atau adanya pengetahuan tertentu yang ada pada waktu setelah Qur'an diturunkan. Contoh kota tersebut arti implisitnya sebagai negara setelah kita mengsinkronkan dengan pengetahuan sejarah. Contoh yang diproteksi waktu, Surah Al Anbiya, "Kami larang bagi suatu kaum untuk datang ke kota mereka setelah kota itu Kami hancurkan, sampai pada saat yajuj dan majuj Kami lepaskan dari tembok mereka (tembok Dhul Qarnain-Surah Al Kahf) dan menguasai dunia dari semua ketinggian." Kota: Jerusalem=Israel, Kaum: Yahudi, Sampai saat/waktunya: Pasca PD2, yajuj: AS (blok barat-demokrasi), majuj: Soviet/Russia (blok timur-komunis), semua ketinggian: semua posisi dalam masyarakat di seluruh dunia/jadi patokan, pengaruh dan kuasa mereka dari RT sampai Presiden

Oleh karena itu, sekarang kita juga punya Fir'aun, dan kalau anda gali di sejarah, Fir'aun mengaku sebagai Tuhan, Tuhan matahari yang Fir'aun sebut Amun Ra, coba tebak apa simbolnya? mata satu! Fir'aun adalah Raja, kepala pemerintahan, sehingga Fir'aun sekarang, ya, Masih kurang bukti, coba di google gambar bendera alexander de great, bendera macedonia, itu bendera matahari, mirip dengan bendera inggris kan? union jack adalah matahari yang bersinar ke segala arah. Bendera AS, bintang dan garis, bintang tak punya sinar sendiri, dia memantulkan sinar matahari, iluminasi cahaya matahari, bintang=matahari, garis2nya ya sinarnya, sama2 Fir'aun. Tuhan Peradapan barat sama dengan Tuhannya Balqis dan Fir'aun, Tuhan matahari, api tak berasap, ibliss, namun, matahari itu ciptaan Allah,SWT, tentunya, untuk kehidupan manusia, itu hanya simbol, bagi mereka dan mereka gunakan. sangat bodoh kan? namanya juga jaman jahiliyah.
Musa,as, "Aku ingin melihatMU!" Allah, SWT, "kau tidak akan bisa melihatku Musa! (tidak dengan mata itu)"

//

Begitu rezim reformasi naik, stasiun tv bertaburan, ada yang lambangnya matahari, ada juga bintang daud, rajawali, wah, simbol2 freemason...
Dalam Al Kahf, ada 4 hal penting, Dhul Qarnain, Shohibul Kahf, Musa dan Khidr, dan pemilik kebun (orang yang tinggal di kota dengan nikmat dunia). Allah, SWT, berjanji menghancurkan kebun itu, konteks dengan sekarang, jika perang terjadi/bencana alam, maka ekonomi mati, kota mati, tidak ada perkerjaan dan produksi, uang kertas segede gunung jadi tidak ada nilainya.

"Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman". (143) Dia baru mau beriman! tadinya tidak, belum pula menjadi ihsan
Ketika kita mengucap shahadat, kita menandatangi kontrak, untuk tidak menyukai dunia dan apapun yang tawarkannya, untuk menegakkan Ad Diin, Hukum Allah, SWT, dimuka bumi.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar